items



Kirim

Papua Tengah Menegaskan Transparansi Otsus Melalui Pameran Kinerja Dan Lomba Barapen


NABIRE, Pemerintah Provinsi Papua Tengah menyelenggarakan peringatan Hari Otonomi Khusus (Otsus) ke-24 dengan fokus pada akuntabilitas dan pelestarian budaya. Acara yang berlangsung di Halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua Tengah pada hari Kamis, 20 November 2025, ini menampilkan pameran kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mengelola dana Otsus kepada publik secara transparan.

Peringatan Otsus kali ini menjadi momentum bagi provinsi baru tersebut untuk menegaskan komitmennya dalam memastikan dana otonomi khusus benar-benar dirasakan manfaatnya hingga ke tingkat keluarga dan masyarakat paling bawah di kampung-kampung. Acara ini secara resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Papua Tengah, dr. Silwanus A. Soemoele, Sp.OG (K)., M.Kes, mewakili Gubernur.

Pemerintah Provinsi menggunakan peringatan ke-24 tahun Otsus ini sebagai momen evaluasi mendalam dan penentuan tekad baru untuk memperbaiki tata kelola, transparansi, dan penyaluran anggaran Otsus. Tujuannya adalah memastikan setiap kebijakan dan penggunaan dana memberikan dampak nyata dan tepat sasaran.

Melalui pameran kinerja, pemerintah berkomitmen menunjukkan bahwa pembangunan tidak hanya berjalan di atas kertas, tetapi hadir dan terasa langsung oleh rakyat. Pameran tersebut menjadi ruang edukasi publik dan sarana memperkuat akuntabilitas, di mana masyarakat dapat melihat langsung perkembangan di berbagai bidang—mulai dari pendidikan, kesehatan, infrastruktur, ekonomi kerakyatan, pemberdayaan perempuan, hingga pelayanan sosial—yang telah dikerjakan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten.

Pemerintah Provinsi Papua Tengah menegaskan bahwa anak-anak Papua harus berhasil di bidang pendidikan, masyarakat harus sehat dan berdaya, dan pembangunan harus menyentuh kampung-kampung. Seluruh OPD dan pemerintah kabupaten diundang untuk menunjukkan kerja nyata, mendengarkan masukan masyarakat, dan memperkuat kolaborasi demi kesejahteraan masyarakat asli Papua.

Kabupaten Mimika menjadi salah satu peserta yang paling menonjol, diwakili oleh tujuh OPD pengelola dana Otsus, yang dikoordinir oleh Bappeda Mimika. Tujuh OPD tersebut meliputi, Distanbun, DPKPP, Perikanan, Ketahanan Pangan, Pemberdayaan Perempuan, dan Disnakeswan.

Stan Pameran Kabupaten Mimika turut didatangi sejumlah pejabat, termasuk Sekda Provinsi Papua, dr. Silwanus A. Soemoele, dan Wakil Bupati Kabupaten Nabire, Burhanuddin Pawennari.

Kasubid Pengendalian dan Evaluasi Bappeda Mimika, Salmon Sambo, menjelaskan bahwa Mimika hadir untuk memaparkan capaian kinerja selama tiga tahun terakhir dari berbagai sumber dana Otsus, seperti Block Grant, Specific Grant, dan DTI. OPD teknis dari Mimika menampilkan berbagai produk unggulan dan hasil binaan mereka. Contohnya adalah produk Kopi, Keripik, serta selai nanas dari Distanbun Mimika, olahan seperti daging babi sey dan bakso Babi dari Disnakeswan, Contoh perumahan layak Huni dari DPKPP, serta bibit ikan yang telah didistribusikan kepada kelompok pengusaha perikanan di Mimika.

Kunjungan ke stan Mimika meninggalkan kesan mendalam bagi Kepala Bapperida Provinsi Papua Tengah, Eliezer Yogi.

Ia mengapresiasi kemampuan Bapperida dan OPD terkait di Mimika yang berhasil menyajikan hasil nyata dari pengelolaan dana Otsus, termasuk produk UMKM seperti kopi, bakso, dan keripik yang semuanya dikelola oleh Orang Asli Papua (OAP). Hal ini menunjukkan bahwa Otsus telah menyentuh langsung masyarakat Papua.

Eliezer Yogi berharap capaian positif Mimika dan Nabire dapat menjadi motivasi bagi kabupaten-kabupaten di daerah pegunungan. Ia menekankan bahwa dana Otsus harus menghasilkan tidak hanya program dan kegiatan, tetapi juga output, outcome, dan impact yang jelas, sehingga dapat meningkatkan penghasilan keluarga dan memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk di bidang pendidikan.

Di samping pameran kinerja, rangkaian peringatan Otsus ke-24 juga dimeriahkan dengan penyelenggaraan Lomba Barapen. Lomba ini diikuti oleh perwakilan dari delapan kabupaten di Provinsi Papua Tengah.

Barapen, sebuah metode memasak tradisional dengan batu yang dibakar, diposisikan sebagai simbol persatuan, gotong royong, dan warisan budaya luhur Papua. Melalui kegiatan ini, pemerintah berupaya merayakan identitas, memperkuat kebersamaan, dan menjaga nilai adat antar kampung, sekaligus menjadi ruang kreativitas untuk mempertahankan tradisi dan memperkenalkannya kepada generasi muda.

Penyelenggaraan pameran dan lomba ini diharapkan dapat melahirkan inspirasi baru, memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, serta menegaskan bahwa pembangunan di Papua Tengah harus berjalan seiring dengan pelestarian budaya dan adat istiadat. Seluruh peserta lomba diajak untuk bertanding secara sportif, menunjukkan kemampuan terbaik, dan menjadikan kegiatan ini sebagai kesempatan untuk merayakan persaudaraan, di mana menjaga adat dan menghormati tradisi lebih diutamakan daripada kemenangan.